Sharing dan Berkah
Panen berkah dengan sharing
Wednesday 25 March 2015
Kisah si Umar ingin mempersembahkan Jubah Kemuliaan kepada Ortu
Nasehat tentang rezeki
✨Jangan khawatirkan rezekimu, khawatirlah amalanmu ✨
Saudaraku sekalian....
✏ Janganlah khawatirkan rezekimu, karena Allah sudah menjaminnya untuk semua makhluk-Nya yang hidup.
✏ Tapi khawatirkan amalanmu, karena Allah SWT tidak menjamin Anda masuk surga.
✏ Simaklah dengan seksama uraian indah Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini:
"Fokuskanlah fikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Janganlah menyibukkan dengan rizki yang sudah dijamin untukmu. Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin Allah. Selama masih ada ajal, rizki pasti datang. Jika Allah dengan hikmahNya berkehendak menutup salah satu jalan rizkimu, Dia pasti dengan rahmatNya membuka jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu." (Kitab Al-Fawaid, hal 57)
✏ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah dan perbaguslah usaha mencari rezeki, karena jiwa tidak akan mati sampai sempurna rezekinya walaupun kadang agak tersendat-sendat. Maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mengusahakannya, ambillah yang halal dan buanglah (jauh-jauh) yang haram." (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah no. 1741)
✏ Firman Allah SWT: "Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (An-Nahl: 114).
✏ Ibnul Qayyim berkata:
"Jauhi oleh mu penghasilan yang haram, karena kami mampu bersabar atas rasa lapar tapi kami tak akan mampuh bersabar atas neraka." Ini adalah perkataan seorang istri kepada suaminya pada zaman generasi Salaf dahulu ketika ia mengantar suaminya keluar rumah. (Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin)
✏ Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
"Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur." (Al-A’raf: 10).
Wallahu A'lam bi shawab ....
Cara menjadi pasangan romantis dalam islam
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. “Sayang.. bangun.. saatnya shalat.” Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu’ shalat dan munajat.
Ketika seorang istri mengatakan, “Sebentar lagi adzan, Sayang..” Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang; dan itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, “Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja sayang... kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal”
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: “Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu”
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. “Apapun makanan di rumah makan, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu.” Lalu sang istri pun membalasnya, “Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku.”
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. Pada saat yang sama, sang istri merindukan belahan jiwanya tiba.
Ketika suami mengucap salam, sang istri menjawabnya disertai senyuman. Bertemu saling mendoakan. Istri mencium tangan suami, dan suami mengecup kening istri lalu saling mengecup pipi kanan dan kiri bergantian.
Ketika suami tiba di rumah, istri menyambutnya dengan wajah cerah dan bibir merekah. Maka hilanglah segala penat dan lelah. Beban kerja di pundak mendadak menghilang, terbang melayang.
Ketika syukur selalu menghiasi makan bersama. Meski menunya sederhana, nikmat begitu terasa, keberkahan pun memenuhi seluruh keluarga.
Ketika suami istri kompak mengajar anaknya mengaji. Meski telah ada TPQ, sang ayah dan sang ibu tidak berlepas diri dari tanggung jawab untuk mencetak generasi Rabbani. Kelak, merekalah yang akan mendoakan sang orang tua, saat perpisahan selamanya telah tiba masanya.
Ketika sang istri tidak berat melepas suami. Keluar rumah. Untuk mengaji, atau aktifitas da'wah. Sebab sang istri ingin suaminya menjadi imam baginya, juga bermanfaat bagi Islam dan umatnya...,
بارك الله فيكم